Dilema Historical

Orang itu, orang yang biasa-biasa saja, tetapi bagiku luar biasa, tanpa sebab. Dia orang yang mampu membangunkan kembali mimpi-mimpiku yang mati. Dia orang yang bisa membangun ilusi-ilusi terindah yang pernah ku lihat. Tapi, sekarang dia mampu membuat kisah dilema terbesar yang pernah aku alami.

Hari itu, adalah hari yang idah, tetapi keindahan itu menghilang saat perasaan-perasaan ini datang begitu banyak seperti orang yang datang untuk demo. Perasaan-perasaan itu mampu membocorkan ember airmataku, yang akhirnya membuat air terjun. Entah apa perasaan-perasaan ini, perasaan yang bercampur pertanyaan dan juga keresahan. Aku tak sanggup memahami apa yang sebenarnya ingin mereka katakan, aku berusaha untuk memahaminya, tetapi aku selalu gagal. Apa yang mereka lakukan kepadaku? apa yang mau mereka ucapkan? Mereka telah membuat Dilema Historical yang pernah aku lalui.

Membaca buku Dee, memainkan lagu-lagu, semua cara aku coba untuk mengalihkan pikiranku dari dilema yang aku derita saat ini. Tetapi, aku tak bisa mencari pengalihan yang bagus, yang ada malah membuatku semakin merasa resah dan mencekik. Rasa panas di dada begitu membara rasanya, di sambut dengan air yang bergelombang bernari-nari diatas pipi,
Tapi, apa kah kamu perduli Supernova-ku?
Apakah semua rasa perdulimu terhadapku setiap hari, hanyalah kisah klasik yang selalu terulang? atau semua ini memang dongen yang legendaris dan takkan pernah terlupakan oleh diriku dan dirimu?

Tangisanku setiap hari semakin parah, setiap hari aku terbangun dengan mata bengkak yang memerah seperti orang yang sedang darah tinggi. Setiap pagi, tak ada aku rasakan mutulku membentuk huruf U yang menggambarkan senyuman, tak ada lagi perasaan-perasaan ilusi yang indah itu. Aku ingin semua ini berhenti, aku tak tahan lagi, aku ingin semua ini jelas, gunggamku dalam hati setiap hari, setiap kali aku terbangung, setiap kali aku sedang menangis di batalku, setiap kali pertanyaan perasaan itu datang seperti hantu yang sedang mengejar anak kecil yang ketakutan.
Sudah lama aku tidak merasakan ini, sudah jarang aku mengahapi seperti ini, dan aku nggak menikmati ini semua, jawablah semua pertanyaan-pertanyaan aku supernova!

Tidurlah, selamat malam
Lupakan saja aku
Mimpilah dalam tidurmu
Bersama bintang

Lagu Bersama Bintang oleh Drive mulai bernyanyi lembut di telingaku malam ini, mencoba untuk menciptakan ketenangan, tetapi yang ada malah membuat semua makin parah. Tangisaku makin lama makin menderas. Aku campakkan mukaku ke bantal, berharap papa tidak mendengar tangisanku. Oh Supernova, sepertnya aku jatuh cinta kepadamu, tolong luruskan aku kembali. 

Tak lama, ia menanyaku, "apakah kamu baik-baik aja?"
"Ia, aku baik2 saja" apakah kamu tidak bisa merasakan apa yang aku rasakan sekarang supernova? "Oh, bagus deh"
"Emangnya kenapa?" Oh man! apa kah kamu benar-benar buta sampai tidak bisa membaca kepedihku?

Kepedihan yang selalu aku rasakan ketika aku mengingat dirinya, kepedihan yang begitu tajam yang mampu menurukku berkali-kali dengan sadis. Kepedihan spektakuler yang aneh. Apa aku harus pergi? Tapi, aku tak mampu melupakanmu. Apa aku harus menetap? Tapi, aku tak mampu menahan rasa pedih ini. Tetapi, ingatlah Kesatria Supernovaku, aku akan selalu bahagia jika aku melihatmu bahagia. Meskipun suatu saat nanti mungkin kebahagiaanmu bukanlah aku yang menciptakan. Aku akan tetap tersenyum jika aku melihatmu tersenyum senang, meskipun sebenarnya dalam hati aku sedang menangis keras.

Tolong aku, Kesatria Supernova.
alien from venus


Comments

Popular Posts