Secuil Aku

Kita semua mengalami perjuangan dan perjalanan yang berbeda-beda, dan tetunya kita semua memiliki energi dan kekuatan untuk bertahan berbeda-beda tentunya.
Makanya itu aku menulis ini, aku ingin menceritakan sepenggal dari perjalanan yang sedang aku laksanakan.

Kebanyakan orang akan mengucapkan "wah enak ya berarti, dimanjaan" kita mereka tau aku adalah anak tunggal, dan percayalah entah berapa puluh orang sudah mengucapkan hal tersebut kepadaku.
Sekarang aku beri jawaban lurus dari statement tersebut, Tidak. Menjadi anak satu-satunya bukanlah hal yang begitu gampang digambaran kalian, dan menjadi kakak ataupun adik tidaklah gampang digambaranku.

Dimanjakan? tidak, aku tidak suka dimanjakan oleh orangtuaku.
Gampang? tidak, aku tidak merasa enteng menjalankan hari-hariku.
Dapat Semua? tidak, aku tidak selalu mendapatkan apa yang aku maukan.

Kekurangan menjadi aku? banyak sekali. Kekurangan menjadi kamu? pasti juga banyak.
Tapi, bisakah kita merubah pandangan ini? mungkin, mungkin saja bisa. Mungkin saja setelah membaca curhatan dibawah ini kalian bisa merasa beruntung menjadi kalian.

Jika kamu, memiliki seseorang yang selalu ada disamping kamu saat kamu memerlukannya.
Jika kamu, memiliki tempat untuk bersandar atau pelukan hangat yang selalu ada.
Jika kamu, memiliki pagi yang indah, malam yang indah, hari-hari yang indah.
BERSYUKURLAH

Aku selalu ingin memiliki pelukan yang siap menompangku saat aku hancur.
Aku selalu ingin memiliki seseorang yang siap mendengar setiap keluhanku dan tidak berkomentar.
Aku selalu ingin memiliki pendorong yang siap memicu kekuatanku untuk menjadi yang lebih baik.
Dan semua ini selalu aku jalankan sendiri.

"Sepertinya anak ini tidak berterima kasih sekali"
Jika kau memikirkan ini, telan kembali semua ucapanmu.

AKU, aku berterima kasih atas segala kesakitanku, segala lukaku, segala goresanku.
AKU, aku tidak akan pernah bisa menjadi diri aku hari ini tanpa masalaluku.
AKU, aku akan selalu berjalan meskipun aku harus berjalan sendiri.
AKU, aku bukanlah seseorang yang akan menyerah begitu saja.
AKU, aku ingin bertanya kepadamu....

Sudahkah kau membuka matamu lebar?
mencoba untuk memahami orang lain? 
membaca kisah tersembunyi didalam mata orang lain?
dan paling penting,
sudahkah kau berterima kasih atas hari yang diberi Tuhan kepadamu?

Comments

noname said…
Aku mau nanya....kalo lo gk punya temen yg bisa lo percaya lagi.. Dan gk lo itu gk di anggap diantar kawan2 lo apa yg lo lakuin??
Ron said…
Tulisan yang menarik. Apa yang kamu sampaikan benar, setiap manusia apapun kondisi fisik, mental maupun finansial memiliki masalahnya sendiri. :)
Halo Ron,
Salam kenal, pertama-tama.
Jika kita tidak memiliki kawan yang bisa dipercayai, ataupun tidak dianggap.
Besabarlah, suatu saat mereka yang akan sadar sendiri apa yang mereka telah perbuat, ataupun tidak.
Yang pasti, suatu saat Tuhan akan membalas kesabaran kita :)
Selamat datang.
Yeremiash said…
Mohon maaf saya membalas pertanyaan dri @noname: sepertinya semua orang pasti merasa kesal dan terasingi jika mengalaminya, jawabanya kita harus mencari tau apa penyebabnya dia g nganggap kita temanya mungkin kita pernah buat salah , kita terlalu meninggikan diri kita , kita terlalu egois , kita terlalu gengsi atau lain sebagainya. Jika tidak prnh pasti ada seseorang yg membenci kita yg membuat gosip2 gk bener supaya mreka membenci kita . dan juga saat kita tidak bsa mempercayai orang lg bisa jd karna dia udh nipu kita atau apalah yg membuat kita jd g prcaya lg sama dia cobalah utk memaafkan dan memberi kesempatan utk dia sadar akan perbuatamya sm kita , dgn cara apa kita sadarkan dia? Dgn cara menasehatinya dan mengeluarkan uneg2 yg ada d hati kita , saya yakin Dia akan sadar akan kesalahanya. Kalau dia g sadar juga , yaah simple tinggalin aja dan cari teman baru dan jgn lupa menyeleksi teman agar tdk terjerumus. Slmt malam:)
Unknown said…
Tidak peduli usia, ras, gender dan segala macam latar belakang disebutkan untuk mengamini fakta bahwa semua orang memiliki situasinya sendiri, kita semua punya tantangan masing-masing. Tulisan 'secuil' ini berbicara tentang itu, hal klise dalam hidup kita. Menariknya, walau tulisan ini subjektif tidak lantas vulgar mengumbar hal personal, menunjukkan pemikiran yang cukup matang. Modesty brings divinity, bercerita apa adanya membuat tulisan ini 'ada apa nya' ada keterbukaan ditulisan ini, ada kerapuhan, disaat bersamaan juga memiliki kekuataan kepercayaan, ada harapan. Hal yang besar yang diingatkan datang dari secuil tulisan sederhana.

Popular Posts